Ini hanya cerita fiksi belaka dengan sedikit penambahan, jika ada kesamaan nama,tempat dan peristiwa semata-mata hanya kebetulan saja.
Tak selamanya orang yang kita sayang harus kita miliki tak semestinya cinta harus bersatu apakah hidup ini hanya untuk cinta saja tidak…….kita harus tetap bertahan untuk melanjutkan hidup mengejar semua yang kita cita-cita kan,jangan salah tentang apa yang telah diberikan kita hanya ingin melihatmu hidup lebih baik dari kita….tolonglah sedikit pandang kita benar atau tidak yang kita utarakan suatu saat pasti engkau akan membuktikannya
Masih ku ingat kata-kata itu tepatnya ketika aku merasa putus asa karena tak memilikinya. Terlebih setelah itu semua jarak antara aku dan keluarga ku semakin melebar. Tetapi meskipun hati ku sakit tetap saja tak mampu untuk menjauh dari dirinya.
Sore ini aku berada di sebuah rumah atau lebih tepatnya kost-kost an sahabat ku Amel. Sebelumnya ku perkenalkan namaku Dena umurku saat ini 19 tahun, yah semenjak masuk ke perguruan tinggi aku nampak jarang di rumah. Aku lebih suka menghabiskan waktu dengan teman-teman ku di kampus atau tak pulang dan menginap di kost temanku. Dulunya aku tinggal bersama keluarga ku di daerah ujung kota ini,karena suasana yang seolah tak menerima ku membuat aku berniat untuk tinggal kembali bersama orang tua ku. Akan tetapi, kegiatan kampus yang membuat ku hampir gila ditambah lagi dengan masalah ku dengan Rai pacarku.
Aku senang di sini diantara orang-orang yang baru mengenalku dan masih masa penjajakan mengenal karakter masing-masing. Karena aku tak perlu bercerita banyak dengan mereka. Saat ini aku melewati hari ini dengan menghabiskan waktu bersama Amel dan Eka. Di dalam sebuah kamar bercat krem dan berukuran 3x3,5 meter mungkin. Hehe.
Meskipun tak banyak hal yang kami lakukan bersama,hanya ngobrol sambil nonton dan berbaring. Menceritakan apa yang ingin di ceritakan. Di sini sejenak aku dapat meninggalkan masalah ku.keluarga ku dan juga Rai. Hmmmm….!!!meskipun aku tak yakin kalau aku benar-benar dapat meninggalkan mereka.
*******
Suasana dingin membuat kami lapar dan ingin melahap sesuatu, Eka dan Amel telah siap dengan pakaian t uteru berkaca di depan cermin bergaya klasik yang ukurannya cukup besar untuk satu atau dua orang
“hei,,Mel aku duluan”. Ucap Eka dengan genitnya.
“Ya silahkan tuan t ute,”jawab Amel tanpa ekspresi.
Aku hanya tersenyum melihat ulah mereka mungkin karena aku juga sudah terbiasa dengan t ut khas mereka. Eka yang selalu dengan gaya genitnya dan juga Amel yang sering tanpa ekspresi di mukanya.
“ajaib”.batin ku
“Mbak, ga ikut?” Tanya Eka
“kemana? Jawabku singkat
“makan lah,emang ga laper? Di gang sebelah ada empek-empek Palembang enak dan murah lagi.”ujar Amel seraya merayu ku yang masih berbaring malas di tempat tidur.
“malas ah, nitip aja yah?!,dengan muka memelas.
“enak aja,kalau mau harus ikut. Ucap Amel sambil mengejek ku. Sementara Eka masih asik bermanja dengan cermin besar di hadapannya.
“okelah.” Jawabku. *jawaban pasrah
Jam 8 malam kami keluar dari kost dan memutuskan untuk berjalan kaki . cuaca sangat dingin dan angin sepoi-sepoi menyapu rambut ku. Bulan dengan indahnya seolah tersenyum di atas sana di hiasi bintang-bintang yang berkerlap-kerlip.
“fuih, masih jauh kah ini?”. Tanya ku
“udah deket kok mbak,sabar-sabar.” Jawab Amel.
“aiih,,kalo daritadi deket kenapa belom nyampe-nyampe??” Tanya ku pada Eka dan Amel yang melenggang dengan santai nya.
“hehehe..kalo kira-kira 10 menit lagi jauh ga mbak?” jawab Amel.
“aok, be Mel kapan be nyampe nye?” tutur Eka yang juga bingung dengan perjalanan ini * nah lo??gaje.
“Sabar-sabar,tu udah keliatan spanduk nya” jawab Amel sambil menunjuk warung yang yah kira-kira masih 100meter lagi.
“Terimakasih Amel dan Eka atas perjalanan ini” J * ga bisa di ungkap kan dengan kata-kata perjuangan jalan kaki untuk melintasi jalan ini menuju empek-empek Palembang penutup rasa lapar.
Cukup lah cerita perjalanan makan empek-empek nya. Kembali ke cerita awal tentang aku, Rai dan keluarga ku.
Rai itu pacar ku,aku mengenal nya sekitar bulan Juli 2009 lalu. Sebenarnya aku pernah melihat Rai sebelumnya,tepatnya saat aku masih duduk di bangku kelas 5SD. Saat itu Rai teman baik almarhum sepupu. Berlanjut hingga Sekolah menengah pertama yang ku tahu Rai dekat dengan sepupu ku. Sedangkan aku sendiri sibuk dengan sekolah ku. Maklum lah saat SMP aku tak tertarik pada laki-laki *hahhahah tapi aku normal.
Kelas 2 SMP sepupu ku meninggal karena kecelakaan,jujur aku kehilangan dia karena ku anggap dia seperti kakak ku sendiri. Terlebih hubungan antara keluarga ku dengan saudara dari ibu ku tak begitu baik. Hanya dia yang masih mau menganggap bahwa kami bagian dari keluarga besar ini.
Semoga engkau tenang bersama-Nya.
Hidup terus berjalan, yang mati tentu tak akan kembali. Tetapi kenangan nya akan tetap hidup seiring berjalan nya kehidupan.
Ada satu pesan yang ku ingat dari sepupu ku. Saat aku sedang dalam keadaan yang terpuruk dan putus asa bahkan ingin menyusul nya ke Surga. Dia hadir dalam mimpi ku dengan mukena putih dan Al-Quran di tangan nya, dia berkata
“Dena,hidup itut erus berjalan. Ada kalanya kita merasa senang dan susah. Jangan pernah menyerah selagi ada kesempatan dan harapan,karena harapan akan membawa mu pada kenyataan yang sebenarnya. Hidup mu masih panjang Dena, belum saat nya kamu bersama ku di sini. Jangan pernah berfikir untuk mati saat ini. Semua ini belum saat nya. Suatu saat kamu akan menemukannya”
Sampai sekarang aku masih mengingat kata-kata itu. Terimakasih untuk mu sepupu ku.
Berlanjut ke Rai. Kami bertemu di suatu jalan pada sore bulan Juli 2009. Selayaknya perkenalan remaja lah, berawal dari tatapan,SMS,telepon,jalan dan akhirnya kami menjalin cerita tepat 3O November 2009.
**to be continue…**
0 komentar:
Posting Komentar