Rabu, 09 November 2011

Aku dan Ketakutan ku

Di sini aku berlari
Dari semua masalah hidup, dari semua hal yang masuk dalam otak ku
Harus ku akui ,, jika aku hampa saat ini
Tanpa kamu yang telah 2 tahun ini menemani aku
Jujur aku takut kehilangan mu, aku tak mampu bertahan sendiri
Bukan ini yang aku inginkan

Tak pernah terlintas dalam fikirku untuk beban kan mu
Atas semua yang terjadi kini
Karena sungguh cinta ini tak akan terbagi
Akan terlalu BODOH jika aku pergi darimu

Karena mencintaimu tak hanya mampu membuat ku tertawa
Tapi kamu mampu membuat aku menangis kapan saja
Yang menjadi alasan sebagai keyakinan ku
Bahwa aku memang menyayangi mu
Aku membutuhkan kamu
Aku merindukan kamu yang dulu

Pernah berharap untuk sepenuhnya menjadi milikmu
Jadikan dirimu IMAM dalam hidup ku
Namun masih panjang jalan yang harus ku tempuh
Seperti apa katamu

Namun,semakin lama hadir mu
Semakin aku takut kehilangan mu
Takut kamu pergi lagi

Tuhan, aku mohon
beri aku waktu untuk bisa memiliki dirinya se utuh nya
Ijin kan aku untuk terus bersamanya, terus menyayanginya
Ijin kan aku membuktikan pada mereka
Seberapa jauh aku mampu bertahan dengan cinta yang aku punya
Tuhan
Aku mencintai nya

Selasa, 08 November 2011

Kelinci Si Penakut

 
 
Manusia adalah mahluk sosial yang hidup saling bergantung satu sama lain. Walaupun ide hidup saling tolong menolong ini menyenangkan, namun sesungguhnya banyak konflik terjadi disana jika pengharapan kita tidak terpenuhi oleh lingkungan kita.

Setiap manusia mempunyai masalah. Masalah ini akan semakin besar kala kita mulai membandingkajn diri kita dengan hal yang jauh lebih besar.

Kita istimewa dan berhak mendapatkan kesuksesan apapun yang terjadi. Untuk itu mari kita simak ilustrasi cerita di bawah ini, agar kita tetap semangat menghadapi segala kemungkinan yang ada.
 
Sejak dulu kelinci dikenal sebagai hewan bernyali kecil. Mereka sering ketakutan tanpa sebab jelas. Seringkali mereka menyingkir sesegera mungkin jika keamanannya terancam. 
Suatu hari nampaklah sekelompok kelinci tengah berkumpul di tepian sungai. Mereka berkeluh kesah meratapi nyali mereka yang kecil, mengeluh kehidupan mereka yang selalu dibayangi marabahaya. Semakin dalam mereka mengobrol, mereka pun semakin sedih dan ketakutan memikirkan nasib mereka sendiri. Alangkah malangnya terlahir sebagai kelinci. Mau lebih kuat tidak punya tenaga, ingin terbang tidak punya sayap. Setiap hari selalu ketakutan karena terganggu oleh telinga panjang mereka yang tajam pendengarannya. Sehingga matanya yang berwarna merahpun semakin merah saja. Mereka merasa hidup ini tidak ada artinya. Daripada hidup menderita dan terus menerus dihantui ketakutan mereka pun berpikir untuk mati saja. 
Keputusan bunuh diri masal pun diambil. Mereka akan bersama – sama bunuh diri dengan melompat dari tebing tinggi yang curam. Namun ketika mereka melewati pinggir sungai, terlihat ada katak yang terkejut melihat kelinci yang berjumlah banyak. Katak ketakutan melihat pemandangan itu. Katak pun melarikan diri dengan melompat ke dalam sungai.
Kelinci sering sekali melihat katak melompat ke dalam air dan mereka tidak mempedulikannya. Tapi pemandangan yang baru dilihatnya sungguh lain. Diantara sejumlah kelinci itu ada seekor kelinci yang sadar. Akhirnya kelinci itu menghimbau rekan kelinci lainnya untuk menghentikan tindakan mereka untuk bunuh diri. Karena mereka  bukan satu – satunya jenis mahluk yang bernyali kecil. Masih ada katak yang nyalinya jauh lebih kecil dibanding mereka. Hal ini terbukti dengan larinya katak begitu melihat gerombolan kelinci. 
Mendengar perkataan kelinci itu, rekan kelinci lain akhirnya terbuka pikirannya. Tiba – tiba seolah tumbuh tunas keberanian di hati mereka. Dengan riang gembira mereka pun saling membesarkan diri satu sama lain.  Kelompok kelinci itu pun kembali pulang dan melupakan niat untuk bunuh diri.

Saat keberuntungan tidak memihak kepada kita, janganlah kita suka meratapi nasib yang dirundung malang seakan kita mahluk paling menderita di bumi ini. Lihatlah sekeliling kita. Masih banyak yang nasibnya kurang beruntung dibanding kita. Jika mereka hidup dalam kekuatan dan mampu menjalani semua itu dengan tegar dan tetap berjuang, lalu kenapa kita tidak. Apapun keadaan hidup kita hari ini, jalani dengan optimis dan aktif. Nasib tidak akan berubah tanpa manusia itu sendiri yang merubahnya. Karena sesungguhnya sukses adalah hak semua orang yang mau berjuang dengan sungguh – sungguh.

Manusia selalu berada dalam keadaan bergairah, senang, sedih dan susah. Namun semua itu tergantung kembali pada saluran mental itu sendiri. Daripada mati sebagai pengecut lebih baik hidup sebagai ksatria. Setiap orang sebenarnya punya kemampuan menghadapi masalah. Dan penyelesaian masalah itu bukanlah dengan mengeluh. Karena mengeluh bisa menyebabkan depresi yang akhirnya membuat kita lupa bahwa kita manusia mempunyai kekuatan mengubah hidup.
 
 
Smart FM 
http://www.ceritadanwarta.com/2010/08/kelinci-si-penakut.html